BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ganggang merupakan tumbuhan talus karena belum
memiliki akar, batang dan daun sejati. Algae (ganggang) dapat dibedakan menjadi
tujuh kelompok berdasarkan pigmen dominannya ketujuh kelompok tersebut
meliputi: Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.
Ganggang merupakan organisme yang memiliki selaput
nucleus di dalam kloroplas atau kromotofosa. Pada umumnya kloroplas berbentuk
oval dengan bahan dasarnya yang disebut grana. Pada diatomae (termasuk
chrysophtya) terdapat klorofil A dan C. adanya pigmen klorofil atau turunannya
menyebabkan algae mempunyai kemampuan untuk berfotosintesis sehingga
auautrotof. Pada permukaan atau didalam kloroplas terdapat paranoid. Pada
Chrysophyta (ganggang pirang/kuning keemasan) pironoid berfungsi sebagai
penyimpanan makanan cadangan. Pada tantofil (pigmen kuning).
Chrysophyta atau ganggang keemasan (yunani, chrysos =
emas) memiliki pigmen dominan karoten berupa xantofil yang memberikan warna
keemasan. Pigmen lainnya adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Bentuk
tubuh ganggang keemasan ada yang uniseluler soliter (misalochromonas)
atau ada juga yang berkoloni tidak berflagellum, dan ada juga yang multiseluler
(missal vaucheria).
Dinding sel chrysophyta mengandung hemiselulose, silica yang berperan sebagai
cadangan minyak bumi dan pectin. Inti sel pada chrysophyta sebagian besar
adalah besifat eukariota dan sebagian lagi bersifat prokariota. Pada diatom
(contohnya navicula) dinding selnya berbentuk seperti cangkang yang tediri atas
bagian dasar atau hipoteca dan bagian penutup atau epiteca. Cadangan makanan
pada hrysophyta berupa lemak dan karbohidrat.
Ganggang keemasan sebagian besar hidup di air tawar
tetapi ada juga yang hidup di air laut dan ada yang hidup di tanah. Meskipun
ada anggota chrysophyta yang hidup di laut, reproduksinya dilakukan secara
aseksual dengan pembelahan biner. Pada ganggang uniseluler reproduksi atau
perkembangbiakan dilakukan dengan pembentukan spora. Sedangkan pada ganggang
yang multiseluler reproduksi seksualnya dilakukan melalui penyatuan dari jenis
gamet. Ontoh dari ganggang keemasan atau ganggang pirang adalah navicula, synura, dan nishoous.
Berdasarkan pada persediaan karbohidrat, struktur
kloroplas dan heterokontous flagellanya maka divisi hrysophyta dibagi menjadi 3
klas. Dalam chrysophyta, prinsip fotosintesis pigmen biasanya terdiri dari
klorofil a dan klorofil c dan karatenoid fukosantin. Pengelompokan chrysophyta
menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali tedapat tiga
thylakoids di sekitar periphery kloropla (girdle lamena). Kloroplast dan
retikulum endoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur : Ribosom
terdapat pada permukaan luar CER. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu
heterokontoun. Sel heterokontous mempunyai dua flagel, yaitu age licin dan
flagel dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
Sistematika Filum Chrysophyta ?
2. Bagaimana
Ciri-ciri morfologi Filum Chrysophyta ?
3. Bagaimana
Metode Reproduksi Filum Chrysophyta ?
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui Sistematika Filum Chrysophyta
2.
Memahami Ciri-ciri morfologi Filum Chrysophyta
3.
Menjelaskan Metode Reproduksi Filum
Chrysophyta
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Sistematika Fitoplankton Filum Chrysophyta
Chrysophytes
adalah, seperti namanya,
yang artinya algae
keemasan. Warna keemasandari kloroplast
chrysophyta (kromoplast) merupakan
akibat dari dominasi
kedua Pigmen, khususnya β-carotene,
fucoxanthindan
lainnya,
Sel
chrysophyta sebagian besar
tersusun atas silikat.
Alga
ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan
xantofil (pigmen kuning) karena
itu warnanya hijau
kekuning-kuningan.
Contoh: Vaucheria.
Klasifikasi
Chrysophyta (Alga Emas)
Domain
: Eukaryota
Kingdom
: Chloromaiveolata
Divisi
: Heterokontophyta
Class
: Chrysophyta
Alga ini digolongkan ke dalam 3
kelas, berdasarkan pada persediaan karbohidrat, struktur kloroplas dan
heterokontous flagella.yaitu:
a. Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae)
b. Kelas alga keemasan (Chrysophyceae)
c. Kelas Diatom (Bacillariophyceae)
a. Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae)
b. Kelas alga keemasan (Chrysophyceae)
c. Kelas Diatom (Bacillariophyceae)
Berdasarkan
pembagian di atas diuraikan satu persatu.
A. Kelas alga
Hijau-Kuning (Xanthophyceae)
Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen
kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria.
Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang
tapi tidak bersekat.Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic.Alat
gerak berupa dua buah flagel.
Filum : Chrysophyta
Kelas : Xanthophyceae
Ordo : Vaucheriales
Family : Tribonemataceae
Genus : Tribonema
Spesies : Tribonema sp
Kelas : Xanthophyceae
Ordo : Vaucheriales
Family : Tribonemataceae
Genus : Tribonema
Spesies : Tribonema sp
Karakteristik
Xanthophyceae
Ø
Susunan sel : umumnya tidak
memiliki dinding sel, bila mempunyai dinding sel, terdiri dari pectin dan
silicon (Tribonema sp)
Ø
Alat gerak : dua buah flagel
Ø
Inti sel : terdapat inti sel
berbentuk tunggal dan banyak inti, terdapat plastid berbentuk cakram tanpa
pirenoi
Ø
Habitat: umumnya dalam semua
situasi air, tetapi terutama dalam air dingin. Mereka membuat atas sebagian besar
plankton
Ø
Cadangan makanan adalah
chrysolaminarin (dimodifikasi laminarin) dan minyak.
Ø Susunan tubuh:
- Berbentuk sel tunggal (Botrydiopsis)
- Berbentuk filament (Tribonema)
- Berbentuk tubular (Vaucheria)
B. Kelas Alga
Coklat-Keemasan (Chrysophyceae)
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil.Tubuh ada
yang bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura.
Chrysophytes dengan emas-coklat chloroplasts, berisi chlorophylls a
dan c, dan mayoritas carotenes dan xanthophylls, termasuk fucoxanthin. Susunan
tubuh, Berbentuk sel tunggal dan berbenruk koloni Alat gerak: terdiri dari
flagel dan jumlahnya tidak sama tiap spesies, contoh: synura, dan
syracosphaera, mempunyai dua flagel yang sama panjangnya. Dinobryon dan ocromonas,
mempunyai dua flagel yang tidak sama panjangnya.
Divisi :
Chrysophyta
Class :
Chrysophyceae
Ordo :
Synurales
Family :
Synuraceae
Genus :
Synura
Species :
Synura sp
Karakteristik
chrysophyceae
Ø
Susunan sel: umumnya tidak
mempunyai dinding sel, terdiri dari
lorika, contoh: sinura dan mallomonas atau bisa juga tersusun dari
cakram kalsiumkarbonat, cotoh: spyracospaera.
Ø
Alat gerak: terdiri dari flagel
dan jumlahnya tidak sama tiap spesies, contoh: synura, dan syracosphaera,
mempunyai dua flagel yang sama panjangnya. Dinobryon
dan ocromonas, mempunyai dua flagel
yang tidak sama panjangnya. Chrysamoeba.
Ø
Isi sel: berinti tunggal,
plastida terdiri dari satu atau dua, pigmen berupa klorofil A, B, dan C. Beta
karotin, xantofil, berupa lutein, diadinixantin, fukoxantin, dan dinoxantin.
Ø
Cadangan makanan termasuk
chrysolaminarin, yang dimodifikasi laminarin (leucosin) danminyak.
Ø Habitat adalah dingin terutama air
tawar situs.
C. Kelas Diatom
(Bacillariophyceae)
Salah satu genus dari Chrysophyta adalah Diatom.Diatom, termasuk
kelas Bacillariophyceae, bersifat uniselular, dan ada yang merupakan koloni
dengan bentuk yang bermacam-macam.Kelas Bacillariophyceae termasuk fitoplankton
yang hidup di perairan payau.
Keanekaragaman plankton estuari sangat rendah.Kekeruhan yang tinggi
dan kecepatan penggelontoran (pergantian air) merupakan faktor
penyabab.Fitoplankton didominasi oleh jenia diatom, namun jenis dinoflagellata
menjadi dominan pada musim-musim panas.Jenis diatom yang dominan termasuk
Skeletonema, Asterrionella, Chaetoceros, Nitzchia, Thallasionema, dan
Mellosira.
Divisi : Chrysophyta
Class : Bacillariophycea
Ordo : Naviculales
Family : Naviculaceae
Genus : Navicula
Species : Navicula gysingensis
Karakteristik
Bacillariophyceae
Ø Berbentuk unicellular atau colonial
Ø Susunan tubuh: berbentuk sel
tunggal, berbentuk koloni dengan membentuk tubuh simetribilateral (pennales) dan simetri radial (centrales)
Ø Susunan sel:Terdapat dinding sel
yang disebut frustula tersusun dari bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan
bagian tutup (epiteka) dan sabuk (singulum). Frustula ini tersusun oleh zat
pectin yang dilapisi silicon.
Ø Alat gerak: flagel yang terdapat
pada sperma
Ø Isi sel: berinti tunggal dan berinti
diploid, pigmen klorofil a dan c, beta karotin serta xantofil (fukosantin)
Ø Habitat: umumnya dalam semua situasi
air, tetapi terutama dalam air dingin. Mereka membuat atas sebagian besar
plankton
Ø Cadangan makanan adalah
chrysolaminarin (dimodifikasi laminarin) dan minyak.
karakteristik pengelompokan divisi chrysophyta
Kelompok
(nama umum)
|
Mayor photo synthetic pigmen
|
Persediaan karbohidrat
|
Dinding sel
|
Flagelata
|
Chrysophyceae
(alga coklat keemasan)
|
Clorofil A, C1 dan C2
fukosantin
|
Chrysolaminarin
(lukasin)
|
Skala, loriceae
|
Heterokontous
|
Trybophyceae/ xantophycea
(alga hijau kekuningan)
|
Clorofil A, C1 dan C2
|
Chrysolaminarin
(lukasin)
|
Pectin/ dinding selulosa
|
Heterokontous
|
Bacillariophyceae
(diatomphyceae)
|
Clorofil A, C1 dan C2
fukosantin
|
Chrysolaminarin
(lukasin)
|
silica frustula
|
Gamet jantan dengan satu flagel dan mastigonema
|
2.2
Ciri-ciri Morfologi Fitoplankton
Filum Chrysophyta
1. Bentuk
tubuh
Chrysophyta kebanyakan bersel satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler)dan tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang. Bentuk sel chrysophyta adalahCoccoid, amoeboid, berserabut, kolonial, atau thalloid, biasanya flagellated.
Chrysophyta kebanyakan bersel satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler)dan tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang. Bentuk sel chrysophyta adalahCoccoid, amoeboid, berserabut, kolonial, atau thalloid, biasanya flagellated.
2.
Cadangan makanan
Cadangan makanan pada Chrysophyta berupa tepung risolaminarin. Dan bahansimpanan utamanya adalah minyak dan krisolaminarin (leukosin) beberapa phagotrophicdan kanjinya tidak menimbun.
Cadangan makanan pada Chrysophyta berupa tepung risolaminarin. Dan bahansimpanan utamanya adalah minyak dan krisolaminarin (leukosin) beberapa phagotrophicdan kanjinya tidak menimbun.
3.
Struktur
sel
Ø Dinding sel
Chrysophyta umumnya tidak berdinding
sel. Bila ada dinding selnya maka terdiri dari
lorika (ex.Dinobryon dan kephryon).Atau
tersusun dari lempengan silicon (ex. Sinura dan mallomonas) atau tersusun dari
cakram kalsium karbonat (ex.syracospoera).struktur selnya tidak mempunyai
dinding selulosa dan membrannya menunjukan kewujudan silica.
Ø
Isi sel
Pada chrysophyta isi selnya (berinti tunggal memiliki plastid yang terdiri dari 1 atau lebih).
Pada chrysophyta isi selnya (berinti tunggal memiliki plastid yang terdiri dari 1 atau lebih).
Ø
Klorpas
Kloropas pada
chrysophyta berwarnya coklat keemasan.
Chrysophyta
menunjukan perbedaan struktur kloropas dan sering kali terdapat tiga thylakosid
disekitar periphery kloropas (girdle lamina). Kloroplas terdiri dari dua
membrane, jarak periplastida antara dua kloroplas dan reticulum endoplasma
sempit dan kurang adanya perbedaa struktur.
Ø Ribosom
Ribosom pada
chrysophyta terdapat pada permukaan luar membran
Ø Vakuola
kontraktil
Terdapat satu
atau dua vakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada spesies) yang terletak
dekat dengan flagel.Masing-masing vakuola kontraktil terdiri atas vesikal kecil
yang berdenyut dengan interfal yang teratur.Vakuola kontraktil yang terdapat
pada alga berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.
Ø Badan
golgi
Badan golgi
terletak di antara inti dan vakuola kontraktil. Badan golgi adalah organela
yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan yang strukturnya
terdiri dari tumpukan fesikel bentuk cakram atau kantung .
Ø Nukleus
Nukleus dan kloropas dihubungkan oleh membran
yang mana berhubungan dengan pembungkus inti.
4. Alat
gerak
Chrysophyta mempunya alat gerak
yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama setiap spesies (struktur
dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada makhluk lain) susunan benang
flagel menunjukan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash).
5. Habitat
Habitatnya di air tawar atau air
laut, tempat – tempat basah merupakan anggota penyusun plankton.
6. Cara hidup
Ganggang keemasan hidup secara
fotoautotrof, artinya dapat mensintetis
makan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
2.3
Metode Reproduksi
Fitoplankton Dari Filum Chrysophyta
Kelas Chrysophyceae
Perkembangbiakan pada chrysophyta terjadi secara
generative dan vegetatif. Dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi
terjadi menjadi2 macam yaitu :
a) Koloni
memisah menjadi 2 atau lebih (sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian
membentuk koloni baru).
b) Sporik
dengan membentuk 2 oospora (untuk sel yang tidak berflagel) dan statospora
(tipe spora unik yang ditemukan pada chrysophyta, dengan bentuk speris dan
bulat, dinding spora bersilia tersusun atas dua bagian yang saling tumpang
tindih, mempunyai lubang atau pori
ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin).
Kelas
Xanthophyceae
Reproduksi berlangsung dengan cara asexual dan sexual
(oogami). Cara yang pertama biasanya dengan pembentukan zoospora, satu demi
satu dalam sporangium berbentuk gada yang dipisahkan pada ujung – ujung cabang.
Zoospora itu multinukleat, permukaanya dilengkapi dengan amat banyak flagela,
yang terdapat berpasang – pasangan, maka zoospora itu dianggap sebagai struktur
majemuk yang merupakan sejumlah besar zoospora kecil yang berflagela dua dan
yang tidak berhasil memisahkan diri. Zoospora memisahkan diri dari sporangium
melalui pori ujung, berenang – renang selama beberapa saat, lalu menetap,
flagela pun hilang, kemudian berkecambah untuk menjadi tumbuhan baru.
Bilamana bereproduksi secara seksual, maka oogonia dan
anteridia biasanya terbentuk pada filamen yang sama, pada cabang lateral yang
sama, atau dapat pula pada cabang yang berdekatan. Oogonia terdapat di ujung
atau pada percabangan sisi yang dipisahkan oleh dinding dari filamen utama atau
cabang fertil. Satu telur uninukleat besar yang mengandung plastid dan tetesan
minyak terdapat di dalam oogonium. Anteridium terdiri dari bagian terminal
suatu cabang sisi, biasanya melengkung dan mengandung sejumlah besar sperma
berflagela sangat kecil. Spema keluar melalui pori – pori pada anteridium dan
memasuki oogonium melalui pori. Salah satu spema bersatu dengan inti dalam
telur. Setelah pembuahan, terjadilah zigot yang membentuk dinding tebal lalu
menjalani masa dorman. Sesudah perkecambahan, zigot itu tumbuh langsung menjadi
filamen baru.
Kelas Bacillariophyceae
1.
Secara
vegetatif, dengan pembelahan sel. Secara
gametik, dengan membentuk auxospora, dengan cara : Partenogenesis, pedogami, konjugasi isogami, konjugasi
anisogami, autogami dan oogami.
Catatan:
2.
Pembentukan
Auxospora
Sel induk akan membelah menjadi 2 sel anak, masing –
masing sel anak akan membelah menjadi 2 sel anakan, sel anak makin lama makin
mengecil. Sel anak anak lama kelamaan menjadi besar membentuk auxospora.
3.
Partenogenesis
Sel induk tidak membelah hanya intinya saja yang membelah
secara mitosis, diawali dari mitosis pertama. Kemudian inti melebur,
dilanjutkan mitosis ke dua yang pada akhirnya dinding sel pecah dan inti
diselubungi lendir dan membentuk dinding baru (auxospora).
4.
Pedogami
(perkawinan anak)
Sel dengan satu inti membelah secara meiosis menjadi dua
sel anak dan sel anak ini akan menjadi membentuk 4 inti, plasma sel memisah
dengan masing – masing dua inti, dua inti pertama mengalami degenerasi. Dua
inti yang kedua mengadakan penggabungan (perkawinan anak), membentuk auxospora.
5.
Konjugasi
Dua sel induk berdekatan melakukan senggama, dilanjutkan
dengan plasmogami, dilanjutkan dengan sinapsis dan diakhiri dengan karyogami.
Konjugasi anisogami : satu sel dengan satu inti membelah
secara meiosis membentuk menjadi 4 inti. 2 inti mengalami degenerasi dan 2 inti
bersifat fungsional. 2 inti yang fungsional mengadakan pembelahan sel lagi
membentuk 4 inti yang terdiri dari 2 inti besar dan 2 inti kecil. Inti kecil
bergabung dengan inti kecil (auxospora).
Konjugasi isogami : pada prinsipnya proses konjugasi
isogami sama dengan anisogami. Perbedaanya pada ukuran inti hasil pembelahan
adalah sama besar.
6.
Oogami
Oogami dilakukan oleh sel telut (non motil), gamet jantan
(motil) yang mendatangi gamet betina (sel telur), mengadakan pembelahan meiosis
dan membentuk anteridium.
7.
Autogami
Inti sel membelah secara mitosis menjadi 2 inti,
dilanjutkan dengan pembelahan meiosis membentuk 4 inti, 2 inti mengalami
degenerasi dan 2 inti bergabung membentuk auxospora.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Chrysophytes adalah,
seperti namanya, yang
artinya algae keemasan.
Warna keemasandari
kloroplast chrysophyta (kromoplast)
merupakan filum dari Chloromaiveolata. Habitatnya
di air tawar atau air laut, tempat – tempat basah merupakan anggota penyusun
plankton.
Chrysophyta kebanyakan bersel satu
(uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler) dan
tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang. Bentuk sel chrysophyta
adalahCoccoid, amoeboid, berserabut, kolonial, atau thalloid, biasanya
flagellated.
Perkembangbiakan pada chrysophyta
terjadi secara generative dan vegetatif. Dengan membelah secara longitudinal
dan fragmentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ramadhani, 1999.Chrysophyta dan
peranan bagi kehidupan. Lipi. Bandung (referensi didapat dari Adi)
Sediadiagus, 1999.
Ekologi dinoflagelata. Lipi. Jakarta (referensi didapat dari Adi)
Diantisri, 2013
ciri-ciri alga emas kelas chrysophyta. IPB press. Jakarta (referensi didapat
dari Adi)
Daniirfan, 2013.Filum alga
chrysophyta. Diva press Padang (referensi didapat dari Adi)
Mulyadi,
Teddy. 2015. Simbiosis antara Jamur dan Alga (Lichenes).
Diakses dari
http://budisma.net/2015/01/simbiusis-antara-jamur-dan-alga-lishenes-html
pada tanggal 8 Maret
2015 pukul 08.30 WIB (referensi didapat dari Helena)
http://www.academia.edu/742056/-CHRYSOPYTTA_DAN_PERANAN_BAGI_KEHIDUPAN
(referensi didapat dari Helena)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar