Selasa, 24 Maret 2015

Crysophyta

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
     Ganggang merupakan tumbuhan talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Algae (ganggang) dapat dibedakan menjadi tujuh kelompok berdasarkan pigmen dominannya ketujuh kelompok tersebut meliputi: Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta. 
     Ganggang merupakan organisme yang memiliki selaput nucleus di dalam kloroplas atau kromotofosa. Pada umumnya kloroplas berbentuk oval dengan bahan dasarnya yang disebut grana. Pada diatomae (termasuk chrysophtya) terdapat klorofil A dan C. adanya pigmen klorofil atau turunannya menyebabkan algae mempunyai kemampuan untuk berfotosintesis sehingga auautrotof. Pada permukaan atau didalam kloroplas terdapat paranoid. Pada Chrysophyta (ganggang pirang/kuning keemasan) pironoid berfungsi sebagai penyimpanan makanan cadangan. Pada tantofil (pigmen kuning).
Chrysophyta atau ganggang keemasan (yunani, chrysos = emas) memiliki pigmen dominan karoten berupa xantofil yang memberikan warna keemasan. Pigmen lainnya adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Bentuk tubuh ganggang keemasan ada yang uniseluler soliter (misalochromonas) atau ada juga yang berkoloni tidak berflagellum, dan ada juga yang multiseluler (missal vaucheria). Dinding sel chrysophyta mengandung hemiselulose, silica yang berperan sebagai cadangan minyak bumi dan pectin. Inti sel pada chrysophyta sebagian besar adalah besifat eukariota dan sebagian lagi bersifat prokariota. Pada diatom (contohnya navicula) dinding selnya berbentuk seperti cangkang yang tediri atas bagian dasar atau hipoteca dan bagian penutup atau epiteca. Cadangan makanan pada hrysophyta berupa lemak dan karbohidrat.
Ganggang keemasan sebagian besar hidup di air tawar tetapi ada juga yang hidup di air laut dan ada yang hidup di tanah. Meskipun ada anggota chrysophyta yang hidup di laut, reproduksinya dilakukan secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada ganggang uniseluler reproduksi atau perkembangbiakan dilakukan dengan pembentukan spora. Sedangkan pada ganggang yang multiseluler reproduksi seksualnya dilakukan melalui penyatuan dari jenis gamet. Ontoh dari ganggang keemasan atau ganggang pirang adalah navicula, synura, dan nishoous.
Berdasarkan pada persediaan karbohidrat, struktur kloroplas dan heterokontous flagellanya maka divisi hrysophyta dibagi menjadi 3 klas. Dalam chrysophyta, prinsip fotosintesis pigmen biasanya terdiri dari klorofil a dan klorofil c dan karatenoid fukosantin. Pengelompokan chrysophyta menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali tedapat tiga thylakoids di sekitar periphery kloropla (girdle lamena). Kloroplast dan retikulum endoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur : Ribosom terdapat pada permukaan luar CER. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu heterokontoun. Sel heterokontous mempunyai dua flagel, yaitu age licin dan flagel dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.

1.2              Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Sistematika Filum Chrysophyta ?
2.      Bagaimana Ciri-ciri morfologi  Filum Chrysophyta ?
3.      Bagaimana Metode Reproduksi Filum Chrysophyta ?

1.3              Tujuan
1.        Mengetahui Sistematika Filum Chrysophyta
2.        Memahami Ciri-ciri morfologi  Filum Chrysophyta
3.        Menjelaskan Metode Reproduksi Filum Chrysophyta




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistematika Fitoplankton Filum Chrysophyta
Chrysophytes  adalah,  seperti  namanya,  yang  artinya  algae  keemasan.  Warna keemasandari  kloroplast  chrysophyta  (kromoplast)  merupakan  akibat  dari  dominasi  kedua  Pigmen, khususnya  β-carotene,  fucoxanthindan  lainnya,
Sel chrysophyta  sebagian  besar  tersusun  atas  silikat.
Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan  xantofil (pigmen kuning)  karena itu warnanya  hijau  kekuning-kuningan. 
Contoh: Vaucheria.
Klasifikasi
Chrysophyta (Alga Emas)
Domain           : Eukaryota
Kingdom         : Chloromaiveolata
Divisi               : Heterokontophyta
Class                : Chrysophyta
Alga ini digolongkan ke dalam 3 kelas, berdasarkan pada persediaan karbohidrat, struktur kloroplas dan heterokontous flagella.yaitu:
a. Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae)
b. Kelas alga keemasan (Chrysophyceae)
c. Kelas Diatom (Bacillariophyceae)
Berdasarkan pembagian di atas diuraikan satu persatu.
A. Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae)
Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria.
Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat.Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic.Alat gerak berupa dua buah flagel.
Filum               : Chrysophyta
Kelas               : Xanthophyceae
Ordo                : Vaucheriales
Family             : Tribonemataceae
Genus              : Tribonema
Spesies            : Tribonema sp
Karakteristik Xanthophyceae
Ø  Susunan sel : umumnya tidak memiliki dinding sel, bila mempunyai dinding sel, terdiri dari pectin dan silicon (Tribonema sp)
Ø  Alat gerak : dua buah flagel
Ø  Inti sel : terdapat inti sel berbentuk tunggal dan banyak inti, terdapat plastid berbentuk cakram tanpa pirenoi
Ø  Habitat: umumnya dalam semua situasi air, tetapi terutama dalam air dingin. Mereka membuat atas sebagian besar plankton
Ø  Cadangan makanan adalah chrysolaminarin (dimodifikasi laminarin) dan minyak.
Ø  Susunan tubuh:
- Berbentuk sel tunggal (Botrydiopsis)
- Berbentuk filament (Tribonema)
- Berbentuk tubular (Vaucheria)
B. Kelas Alga Coklat-Keemasan (Chrysophyceae)
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil.Tubuh ada yang bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura.
Chrysophytes dengan emas-coklat chloroplasts, berisi chlorophylls a dan c, dan mayoritas carotenes dan xanthophylls, termasuk fucoxanthin. Susunan tubuh, Berbentuk sel tunggal dan berbenruk koloni Alat gerak: terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap spesies, contoh: synura, dan syracosphaera, mempunyai dua flagel yang sama panjangnya. Dinobryon dan ocromonas, mempunyai dua flagel yang tidak sama panjangnya.
Divisi               : Chrysophyta
Class                : Chrysophyceae
Ordo                : Synurales
Family             : Synuraceae
Genus              : Synura
Species            : Synura sp
Karakteristik chrysophyceae
Ø  Susunan sel: umumnya tidak mempunyai dinding sel, terdiri dari  lorika, contoh: sinura dan mallomonas atau bisa juga tersusun dari cakram kalsiumkarbonat, cotoh: spyracospaera.
Ø  Alat gerak: terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap spesies, contoh: synura, dan syracosphaera, mempunyai dua flagel yang sama panjangnya. Dinobryon dan ocromonas, mempunyai dua flagel yang tidak sama panjangnya. Chrysamoeba.
Ø  Isi sel: berinti tunggal, plastida terdiri dari satu atau dua, pigmen berupa klorofil A, B, dan C. Beta karotin, xantofil, berupa lutein, diadinixantin, fukoxantin, dan dinoxantin.
Ø  Cadangan makanan termasuk chrysolaminarin, yang dimodifikasi laminarin (leucosin) danminyak.
Ø  Habitat adalah dingin terutama air tawar situs.
C. Kelas Diatom (Bacillariophyceae)
Salah satu genus dari Chrysophyta adalah Diatom.Diatom, termasuk kelas Bacillariophyceae, bersifat uniselular, dan ada yang merupakan koloni dengan bentuk yang bermacam-macam.Kelas Bacillariophyceae termasuk fitoplankton yang hidup di perairan payau.
Keanekaragaman plankton estuari sangat rendah.Kekeruhan yang tinggi dan kecepatan penggelontoran (pergantian air) merupakan faktor penyabab.Fitoplankton didominasi oleh jenia diatom, namun jenis dinoflagellata menjadi dominan pada musim-musim panas.Jenis diatom yang dominan termasuk Skeletonema, Asterrionella, Chaetoceros, Nitzchia, Thallasionema, dan Mellosira.
Divisi                 : Chrysophyta
Class                  : Bacillariophycea
Ordo                  : Naviculales
Family                : Naviculaceae
Genus                : Navicula
Species               : Navicula gysingensis

Karakteristik Bacillariophyceae
Ø  Berbentuk unicellular atau colonial
Ø  Susunan tubuh: berbentuk sel tunggal, berbentuk koloni dengan membentuk tubuh simetribilateral (pennales) dan simetri radial (centrales)
Ø  Susunan sel:Terdapat dinding sel yang disebut frustula tersusun dari bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian tutup (epiteka) dan sabuk (singulum). Frustula ini tersusun oleh zat pectin yang dilapisi silicon.
Ø  Alat gerak: flagel yang terdapat pada sperma
Ø  Isi sel: berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen klorofil a dan c, beta karotin serta xantofil (fukosantin)
Ø  Habitat: umumnya dalam semua situasi air, tetapi terutama dalam air dingin. Mereka membuat atas sebagian besar plankton
Ø  Cadangan makanan adalah chrysolaminarin (dimodifikasi laminarin) dan minyak.
karakteristik pengelompokan divisi chrysophyta
Kelompok
(nama umum)
Mayor photo synthetic pigmen
Persediaan karbohidrat
Dinding sel
Flagelata
Chrysophyceae
(alga coklat keemasan)
Clorofil A, C1 dan C2
fukosantin
Chrysolaminarin
(lukasin)
Skala, loriceae
Heterokontous
Trybophyceae/ xantophycea
(alga hijau kekuningan)
Clorofil A, C1 dan C2

Chrysolaminarin
(lukasin)
Pectin/ dinding selulosa
Heterokontous
Bacillariophyceae
(diatomphyceae)
Clorofil A, C1 dan C2
fukosantin
Chrysolaminarin
(lukasin)
silica frustula
Gamet jantan dengan satu flagel dan mastigonema

2.2              Ciri-ciri Morfologi Fitoplankton Filum Chrysophyta
1.    Bentuk tubuh
     Chrysophyta kebanyakan bersel satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler)dan tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang. Bentuk sel chrysophyta adalahCoccoid, amoeboid, berserabut, kolonial, atau thalloid, biasanya flagellated.
2.        Cadangan makanan
     Cadangan makanan pada Chrysophyta berupa tepung risolaminarin. Dan bahansimpanan utamanya adalah minyak dan krisolaminarin (leukosin) beberapa phagotrophicdan kanjinya tidak menimbun.
3.        Struktur sel
Ø    Dinding sel
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka terdiri dari lorika (ex.Dinobryon dan kephryon).Atau tersusun dari lempengan silicon (ex. Sinura dan mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat (ex.syracospoera).struktur selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan membrannya menunjukan kewujudan silica.
Ø    Isi sel
          Pada chrysophyta isi selnya (berinti tunggal memiliki plastid yang terdiri dari 1 atau lebih).
Ø    Klorpas
Kloropas pada chrysophyta berwarnya coklat keemasan.
Chrysophyta menunjukan perbedaan struktur kloropas dan sering kali terdapat tiga thylakosid disekitar periphery kloropas (girdle lamina). Kloroplas terdiri dari dua membrane, jarak periplastida antara dua kloroplas dan reticulum endoplasma sempit dan kurang adanya perbedaa struktur.
Ø    Ribosom
Ribosom pada chrysophyta terdapat pada permukaan luar membran
Ø    Vakuola kontraktil
Terdapat satu atau dua vakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada spesies) yang terletak dekat dengan flagel.Masing-masing vakuola kontraktil terdiri atas vesikal kecil yang berdenyut dengan interfal yang teratur.Vakuola kontraktil yang terdapat pada alga berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.
Ø    Badan golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan vakuola kontraktil. Badan golgi adalah organela yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari tumpukan fesikel bentuk cakram atau kantung .
Ø    Nukleus 
 Nukleus dan kloropas dihubungkan oleh membran yang mana berhubungan dengan pembungkus inti.

4.      Alat gerak 
Chrysophyta mempunya alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama setiap spesies (struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada makhluk lain) susunan benang flagel menunjukan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash).
5.      Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, tempat – tempat basah merupakan anggota penyusun plankton.
6.      Cara  hidup
Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintetis   makan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
2.3              Metode Reproduksi Fitoplankton Dari Filum Chrysophyta
Kelas Chrysophyceae
Perkembangbiakan pada chrysophyta terjadi secara generative dan vegetatif. Dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi terjadi menjadi2 macam yaitu :
a)      Koloni memisah menjadi 2 atau lebih (sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni baru).
b)      Sporik dengan membentuk 2 oospora (untuk sel yang tidak berflagel) dan statospora (tipe spora unik yang ditemukan pada chrysophyta, dengan bentuk speris dan bulat, dinding spora bersilia tersusun atas dua bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau  pori ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin).

Kelas Xanthophyceae
Reproduksi berlangsung dengan cara asexual dan sexual (oogami). Cara yang pertama biasanya dengan pembentukan zoospora, satu demi satu dalam sporangium berbentuk gada yang dipisahkan pada ujung – ujung cabang. Zoospora itu multinukleat, permukaanya dilengkapi dengan amat banyak flagela, yang terdapat berpasang – pasangan, maka zoospora itu dianggap sebagai struktur majemuk yang merupakan sejumlah besar zoospora kecil yang berflagela dua dan yang tidak berhasil memisahkan diri. Zoospora memisahkan diri dari sporangium melalui pori ujung, berenang – renang selama beberapa saat, lalu menetap, flagela pun hilang, kemudian berkecambah untuk menjadi tumbuhan baru.
Bilamana bereproduksi secara seksual, maka oogonia dan anteridia biasanya terbentuk pada filamen yang sama, pada cabang lateral yang sama, atau dapat pula pada cabang yang berdekatan. Oogonia terdapat di ujung atau pada percabangan sisi yang dipisahkan oleh dinding dari filamen utama atau cabang fertil. Satu telur uninukleat besar yang mengandung plastid dan tetesan minyak terdapat di dalam oogonium. Anteridium terdiri dari bagian terminal suatu cabang sisi, biasanya melengkung dan mengandung sejumlah besar sperma berflagela sangat kecil. Spema keluar melalui pori – pori pada anteridium dan memasuki oogonium melalui pori. Salah satu spema bersatu dengan inti dalam telur. Setelah pembuahan, terjadilah zigot yang membentuk dinding tebal lalu menjalani masa dorman. Sesudah perkecambahan, zigot itu tumbuh langsung menjadi filamen baru.
Kelas Bacillariophyceae
1.                  Secara vegetatif, dengan pembelahan sel. Secara gametik, dengan membentuk auxospora, dengan cara : Partenogenesis, pedogami, konjugasi isogami, konjugasi anisogami, autogami dan oogami.
Catatan:
2.                  Pembentukan Auxospora
Sel induk akan membelah menjadi 2 sel anak, masing – masing sel anak akan membelah menjadi 2 sel anakan, sel anak makin lama makin mengecil. Sel anak anak lama kelamaan menjadi besar membentuk auxospora.
3.                  Partenogenesis
Sel induk tidak membelah hanya intinya saja yang membelah secara mitosis, diawali dari mitosis pertama. Kemudian inti melebur, dilanjutkan mitosis ke dua yang pada akhirnya dinding sel pecah dan inti diselubungi lendir dan membentuk dinding baru (auxospora).
4.                  Pedogami (perkawinan anak)
Sel dengan satu inti membelah secara meiosis menjadi dua sel anak dan sel anak ini akan menjadi membentuk 4 inti, plasma sel memisah dengan masing – masing dua inti, dua inti pertama mengalami degenerasi. Dua inti yang kedua mengadakan penggabungan (perkawinan anak), membentuk auxospora.
5.                  Konjugasi
Dua sel induk berdekatan melakukan senggama, dilanjutkan dengan plasmogami, dilanjutkan dengan sinapsis dan diakhiri dengan karyogami.
Konjugasi anisogami : satu sel dengan satu inti membelah secara meiosis membentuk menjadi 4 inti. 2 inti mengalami degenerasi dan 2 inti bersifat fungsional. 2 inti yang fungsional mengadakan pembelahan sel lagi membentuk 4 inti yang terdiri dari 2 inti besar dan 2 inti kecil. Inti kecil bergabung dengan inti kecil (auxospora).
Konjugasi isogami : pada prinsipnya proses konjugasi isogami sama dengan anisogami. Perbedaanya pada ukuran inti hasil pembelahan adalah sama besar.
6.                  Oogami
Oogami dilakukan oleh sel telut (non motil), gamet jantan (motil) yang mendatangi gamet betina (sel telur), mengadakan pembelahan meiosis dan membentuk anteridium.
7.                  Autogami
Inti sel membelah secara mitosis menjadi 2 inti, dilanjutkan dengan pembelahan meiosis membentuk 4 inti, 2 inti mengalami degenerasi dan 2 inti bergabung membentuk auxospora.

















BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Chrysophytes  adalah,  seperti  namanya,  yang  artinya  algae  keemasan.  Warna keemasandari  kloroplast  chrysophyta  (kromoplast)  merupakan filum dari Chloromaiveolata. Habitatnya di air tawar atau air laut, tempat – tempat basah merupakan anggota penyusun plankton.
Chrysophyta kebanyakan bersel satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler) dan tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang. Bentuk sel chrysophyta adalahCoccoid, amoeboid, berserabut, kolonial, atau thalloid, biasanya flagellated.
Perkembangbiakan pada chrysophyta terjadi secara generative dan vegetatif. Dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi.










DAFTAR PUSTAKA
Ramadhani, 1999.Chrysophyta dan peranan bagi kehidupan. Lipi. Bandung (referensi didapat dari Adi)
Sediadiagus, 1999. Ekologi dinoflagelata. Lipi. Jakarta (referensi didapat dari Adi)
Diantisri, 2013 ciri-ciri alga emas kelas chrysophyta. IPB press. Jakarta (referensi didapat dari Adi)
Daniirfan, 2013.Filum alga chrysophyta. Diva press Padang (referensi didapat dari Adi)

Mulyadi, Teddy. 2015. Simbiosis antara Jamur dan Alga (Lichenes). Diakses dari

 http://budisma.net/2015/01/simbiusis-antara-jamur-dan-alga-lishenes-html pada tanggal 8 Maret 2015 pukul 08.30 WIB (referensi didapat dari Helena)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar